Pages

25 November 2008

Menjamin Keberlanjutan Caritas

Wawancara dengan Wakil Direktur CKS, Pastor Raymond OFM. Cap


CARITAS SIBOLGA - Georg Matuschkowitz (Caritas Austria) menyebut Pastor Raymond Laia, OFM. Cap sebagai salah satu orang yang berkontribusi besar untuk CKS. Selama tiga tahun, Pastor Raymond (PR) mengawal program CKS melewati sejumlah tantangan. Kepada Erix Hutasoit (EH), Pastor Raymond bercerita tentang pengalaman itu. Demikian ringkasannya.

EH : Setelah tiga tahun, apa yang sudah dicapai CKS?

PR:Ada dua, Hard (keras) dan Soft (lembut). Secara proyek, apa yang sudah CKS kerjakan itu sudah luar biasa. Seperti proyek ERHAM. Desain nya mendapat pujian internasional. Saat ini proyek Hilimbaruzo. Itu untuk hard nya. Tapi bagi saya, kesuksesan lebih pada segi soft nya. Sumber daya manusia. Dengan tenaga-tenaga biasa kita bisa mencapai level tertentu, itu membuat kita bisa berbicara di forum-forum internasional. Dan itu dimulai dari pengembangan masyarakat yang mau kita jalanani secara kosisten dengan Community Managed (CM) approach.

EH : Yang membuat itu bisa tercapai ?

PR:Itu tergantung strategi kita. Pada awal CKS berdiri, kita merekrut tenaga profesional. Tapi mereka gagal dilapangan. Akhirnya kita merubah strategi, kita tidak merekrut lagi tenaga profesional tapi lebih menekankan pengembangan sumber daya lokal. Kita berhasil dengan itu.

EH: Tantangan terberat CKS?

PR:Semua adalah tantangan. Misalnya logistik. Apa yang kita pahami soal logistik? Ternyata itu bidang yang sangat rumit, termasuk proses pengaturan barang (distribusi), penyimpanan, permintaan dan analisa permintaan. Bayangkan lah, kita pernah membelanjakan uang sebesar satu miliar rupiah dalam beberapa bulan. Bagaimana kita mengelola itu. Contoh lain, ketika kita memindahkan kalsi plank untuk ERHAM, kita tidak bisa memindahkannya dari darat harus dari laut, tapi tidak bisa mendarat di Sirombu. Itu masih contoh logistik..

EH: Soal Leadership?

PR: Saya harus mengakui bahwa gaya kepemimpinan selama ini cukup lunak, jika saya bandingkan dengan organisasi lain. Kita sangat fleksibel dengan mitra-mitra dan staff kita disini.

EH : Apa yang sudah stabil di kantor CKS ini ?

PR:Keuangan sudah ada sistemnya. Tapi masih butuh improvement (peningkatan). Program DRR kita sudah solid, kita sudah sampai fase replikasi.

EH : Soal keberlanjutan ?

PR: Organisasi lain berpikir tentang keberlanjutan selalu soal uang. Menurut saya bukan uang. Tapi pada tiga hal. Yaitu, pertama, memiliki proyek yang berkualitas Kedua, mempunyai SDM yang memadai untuk itu. Ketiga, punya Running System (sistem kerja). Dengan ketiga itu, Patner kita pasti mendukung.

EH:Keinginan pastor yang belum terwujud ?

PR:Keinginan saya yang belum terwujud itu mempunyai proyek berkualitas. Saya khawatir kalau ada proyek kita yang indah diatas kertas tapi tidak pada praktek.

EH: Jika kelak berhenti, perubahan apa yang pastor harapkan?

PR: Justru saya sendang mempersiapkan diri untuk berhenti, akhir 2009 saya berharap sudah pergi. Jaminan untuk itu seperti tiga hal yang saya sebut diatas tadi.

EH : Jadi Pastor ingin memastikan keberlanjutan Caritas ?

PR : Itu persis...