Pages

27 November 2007

Rapat Komite Eksekutif CKS

CARITAS SIBOLGA - Selasa (27/11) Komite Eksekutif Caritas Keuskupan Sibolga (CKS), menggelar rapat di kantor CKS, Gunungsitoli. Hadir pada rapat itu, Uskup Sibolga sekaligus Presiden CKS, Mgr. Dr. Ludovicus Simanullang. OFM Cap, Pastor Hans Jeharut, Pr, Pastor Servas Dange. SVD keduanya mewakili Dewan Imam. Dan Pastor Barnabas Winkler, OFM. Cap, bendahara komite.

Pastor Rantinus Manalu, Pr direktur CKS bersama wakilnya, Pastor Raymond Laia, OFM.Cap, melaporkan pelbagai perkembangan program. Dalam kesempatan itu, Astreia Dawolo dan Silvia Holzer turut mempresentasikan program-program yang akan dikerjakan.

Asteria, Social Officers, mempresentasikan rencana program beasiwa. Program yang dirancang untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Nias. Sedangkan Silvia, perwakilan Caritas Austria, mempresentasikan kelanjutan program ERHAM (Earth Quake Housing Alasa Mandrehe). Program itu akan berlanjut di Alasa dan meliputi : pembangunan jalan, bekerjasama dengan ACTED (Agency for Technical Cooperation and Development), pembangunan rumah untuk korban gempa dan program peningkatan sumber nafkah (livelihood).(Eh)

Legi Handoko, Staff Kesehatan dan Nutrisi Yang Baru

CARITAS SIBOLGA – Senin (26/11) Legi Handoko Marulia Tua Pasaribu, SKM (24) mulai bergabung dengan Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Dia lulus dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM-USU) tahun 2005. Laki-laki 163 cm itu mengaku menyukai aktivitas sosial. “Orang tua saya bilang, dari kecil sifat sosial saya itu sudah kelihatan..,“ tandasnya.

Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Legi aktif dipelbagai organisasi. Diantaranya Unit Pelayanan Persekutuan Oikumene Mahasiswa Kristen (UP-POMK) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Sebelum bergabung dengan CKS, Legi pernah bekerja untuk beberapa NGO lokal dan internasional.“
Saya pernah di program Medan Food Security and Nutrition,“ katanya. Dia juga pernah berkecimpung dengan program yang khusus menangani anak. Di CKS, Legi akan menjadi salah satu awak program kesehatan dan nutrisi.

Legi berharap bisa memberikan yang terbaik .“ Harapan terbesar saya, bisa membantu orang,“ imbuhnya. Legi mengaku ingin belajar lebih banyak tentang pengembangan masyarakat.“ Saya ingin meningkatkan kemampuan...,“ ungkapnya di penghujung obrolan.(Eh)

26 November 2007

ERHAM PROJECT DITUTUP DENGAN SUKSES


CARITAS SIBOLGA - Jumat (2/11) Earthquake Relief Housing Alasa Mandrehe (ERHAM) Project wilayah Sirombu dan Mandrehe, resmi ditutup. Proyek yang mulai dikerjakan pada 15 September 2006 itu, berhasil menyelesaikan pembangunan 150 unit rumah bagi korban gempa.

Penyerahan rumah secara resmi telah dilakukan pada bulan Oktober (Jumat, 18/10). Khusus hadir pada acaranya itu Mgr. Wilhelm Egger berserta rombongan dari Caritas Keuskupan Bozen (Italia), Christoph Petrik-Schweifer (Sekretaris Jendral Caritas Austria), Georg Matuschkowitz (Caritas Austria), Sylvia Holzer (perwakilan Caritas Austria di Nias), Pastor Barnabas Winkler (Bendahara Caritas Sibolga), Pastor Rantinus Manalau (Direktur Caritas Sibolga), Pastor Raymond Laia (Wakil Direktur Caritas Sibolga) dan Barbara Direttori (Caritas Italia) serta Jean Cyril (Secure Catholic – Caritas Francis).

Acara itu dihadiri seribuan warga yang tinggal di Sirombu dan Mandrehe. Kegiatan berlangsung mulai pukul 12.00 sampai 17.00 wib. Dimulai dengan misa lalu dilanjutkan ritual tradisional Nias. Warga menyerahkan Zimbi (kepala babi) sebagai simbol penghormatan dan ucapan syukur atas bantuan Caritas. Selama acara berlangsung, warga menari dan bernyanyi bersama. Ini merupakan tradisi khas Nias yang mengambarkan suka cita.

Setelah resmi ditutup, ERHAM project akan dilanjutkan kembali di Alasa. Saat ini team sedang merampungkan pembangunan rumah contoh (prototype house).” Tinggal menunggu kayu untuk pondasi..,” tandas Frans, proyek manajer ERHAM. (Eh)

07 November 2007

Uskup Bozen mengunjungi Nias

CARITAS SIBOLGA - Panasnya matahari siang itu tak melunturkan senyum diwajahnya. Laki-laki berambut putih berpakaian sederhana itu memberkati setiap orang yang dia temui. Laki-laki yang khusus datang dari jauh untuk menunjukkan kasihnya di Nias. Mgr. Wilhem Egger, Uskup dari Bozen, Italia, beliaulah orang yang saya maksud.

Setiap orang Kristen seharusnya mampu bekerjasama melayani setiap orang yang butuh pertolongan. Caritas sebagai lembaga sosial gereja, hadir untuk melakukan pelayanan itu. Caritas bekerja di semua tempat dengan prinsip “Keadilan dalam Mengasihi dan Damai”. Prinsip inilah yang ditunjukkan Mgr. Egger bersama rombongan Caritas Bozen dalam kunjungannya ke Nias 15 - 20 Oktober 2007.

Dalam setiap kesempatan, Mgr. Egger selalu menekankan pentingnya tindakan konkrit dalam melayani komunitas. Tindakan yang bisa membantu komunitas menjadi dewasa dan mandiri. Untuk bisa seperti itu haruslah dengan menolong sesama, memberikan apa yang mereka butuhkan dan mengasihi mereka.“Tidaklah cukup untuk memiliki keinginan yang baik (tanpa tindakan - red),“ kata Mgr. Egger.

Kunjungan kali ini, misi Mgr. Egger adalah melihat secara langsung program yang dikerjakan Caritas Sibolga. Termasuk melihat perkembangan Nias pasca gempa dan tsunami. “Caritas dan NGO lain telah melakukan banyak hal di Nias,” kata Uskup yang pernah mengunjungi Nias di tahun 1983.

Ketika mengunjungi Kecamatan Sirombu (Jumat, 18/10) Mgr. Egger disambut lima ratusan orang. Mereka adalah korban tsunami dan gempa yang lalu. Hari itu digelar acara penyerahan rumah dari Caritas Sibolga kepada para korban.

Dalam kesempatan itu, rombongan Mgr. Egger bersama rombongan Caritas Austria disambut dengan upacara tradisional. Nyanyian dan tarian tidak hentinya dilantukan sebagai tanda kebahagian. Walau harus duduk dibawah terik matahari, Mgr. Egger tetap tersenyum dan bersemangat. Mgr. Egger terus mengikuti acara sampai berakhir.

Pada hari Minggu (20/10) Mgr. Egger beserta rombongan meninggalkan pulau Nias. Kunjungan Mgr. Egger meninggalkan kesan mendalam serta menuai banyak terima kasih. Wajah-wajah bahagia di Sirombu yang lalu tak henti-hentinya menatap Mgr. Egger. Tangan mereka melambai- melambai sambil berkata,“Terimakasih MONSIGNOR, Terimakasih CARITAS KEUSKUPAN BOZEN!”(Vlase)

06 November 2007

Trocaire menggelar Lokakarya Pengarusutamaan Gender

CARITAS SIBOLGA – Bertempat di Wisma Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Jakarta, Trocaire menggelar lokakarya bertajuk Pengarusutamaan Gender (Gender Mainstreaming). Lokakarya dimulai pada Selasa (30/10) dan berakhir Rabu (31/10). Lokakarya bertujuan memperkuat kemampuan mitra kerja Trocaire menyusun program yang sensitif gender.

Dua puluh dua peserta dari pelbagai daerah di Indonesia terlibat aktif dalam lokarkarya yang difasilitasi Damairia Pakpahan dan Shinta Dewi dari Circle Indonesia. Damairia yang sudah malang melintang digerakan perempuan, memberikan peserta pemahaman Gender. Sedangkan Shinta Dewi berbicara banyak tentang metode pengintegrasian issu gender kedalam program.

Widyawati Setia Budi dari Trocaire disela kegiatan mengharapkan lokakarya akan berdampak positif. Dengan gender mainstreaming, Trocaire mendorong organisasi mitra mampu menyusun program yang ramah terhadap perempuan dan laki-laki.“ Kami mencoba mencari tahu apa yang mitra Trocaire butuhkan,“ ujar Widya.

Lokakarya di tutup Rabu petang dengan rekomendasi menggelar kembali kegiatan yang sama. Peserta merasa materi yang disampaikan selama dua hari itu belum cukup memberikan pemahaman. “Semua rekomendasi umumnya sama, meminta adanya lagi pelatihan dan peningkatan kapasitas ...“ tukas Romo Sari Jatmiko dari KARINA, dipenghujung lokakarya. (Eh)