Pages

09 December 2008

Workshop Sukarelawan CKS

CARITAS SIBOLGA – Sabtu (06/12) Departemen Sosial Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) menggelar workhsop, bertemakan “kesukarelawanan”. Workshop dimulai dengan presentasi landasan teologi tentang kesukarelawanan yang dibawakan oleh Pastor Hans Jeharut, Pr. Acara dilanjutkan dengan presentasi proyek Caritas Centre yang dibawakan oleh wakil direktur CKS, Pastor Raymond Laia, OFM. Cap. Setelah itu acara dilanjutkan dengan Tanya jawab. Sejumlah peserta secara antusias menyampaikan pertanyaan dan pertanyaan. Acara berakhir pukul 18.oo wib dan ditutup dengan doa.***

Hilimbaruzö Project: Mission Impossible

Mengandalkan Kekuatan Partisipasi Masyarakat

Puncak Gunung.
Proyek Hilimbaruzö terletak pada ketinggian 800 meter dari permukaan laut

Anda ditugaskan membangun 123 unit rumah di Hilimbaruzö. Letak nya di puncak gunung. Tanpa jalan beraspal dan kendaraan pengangkut. Karena 8,7 kilometer jalan yang tersedia hanya jalan setapak. Harus melintas sungai. Diikuti tanjakan ekstrim. Rawan longsor dan banjir. Satu-satu nya harapan mengangkut material cuma tenaga manusia. Mustahil bukan (?)


HILIMBARUZÖ berarti pohon besar di puncak gunung, itu nama desa di kecamatan Gomo, Nias Selatan (Nisel). Berada 800 meter dari permukaan laut. Sewaktu diguncang gempa bumi pada 29 Maret 2005, desa itu rusak parah. Letak yang terisolir, membuat Hilimbaruzö luput dari perhatian. Tak satupun organisasi kemanusiaan yang mengirim bantuan ke sana.


Tiga tahun lalu Caritas memulai program di Hilimbaruzö. Sebuah program livelihood (peningkatan taraf hidup) melalui proyek rekonstruksi. Program itu meliputi pembukaan jalan, pembangunan rumah dan penyediaan sarana air bersih. Tujuan nya membantu korban gempa dan masyarakat miskin.


Caritas memulai dengan proyek jalan pada Mei 2006. Punggung gunung Olayama dirambas menjadi jalan sepanjang 8.7 km. Tapi proyek ini terhenti karena faktor geologi (tanah). Struktur tanah yang labil, menyebabkan beberapa ruas jalan ambruk. Caritas memutuskan penelitian ulang dengan bantuan Catholic Relief Services (CRS). Ditengah proses penelitian dan persiapan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nisel berinisiatif mengambil alih. Caritas mengalah. Pada Desember 2007, proses pembangunan jalan resmi berpindah dari Caritas kepada Pemkab Nisel.


Proyek dilanjutkan dengan pembangunan rumah. Situasi bertambah sulit, karena jalan yang seharusnya mempermudah distribusi material, urung selesai. Hanya ada jalan tanah berbatu cadas. Belum bisa dilintasi kendaraan. Satu-satu nya peluang tersedia hanya memanfaatkan tenaga manusia. Material harus dipanggul sejauh 12 km. Tapi jelas, ini ide tak lazim.


Caritas memutuskan mendiskusikan ide tak lazim itu dengan masyarakat. Florentino Sarmento, 50 tahun, staff senior CRS yang mendampingi proyek Hilimbaruzö, menjadi ujung-tombak komunikasi. Dia berulang-ulang mengunjungi Hilimbaruzö dan berdialog dengan masyarakat. Masyarakat setuju. Tapi Florentino masih ragu.”Mampukah masyarakat melakukan pekerjaan tersebut?” tulisnya dalam artikel Rekonstruksi dan Rehabilitasi Desa Hilimbaruzö (2008).


Keraguan Florentino terjawab. Pada Agustus 2008, 20 unit rumah untuk fase I, berhasil dibangun. Lebih dari 6000 orang bahu-membahu, memanggul material seberat 124.000 kg (124 ton). Kejadian itu mirip mitologi Jawa tentang Bandung Bondowoso. Raja yang jatuh cinta kepada gadis cantik, Roro Jongrang dan bersedia membangun 1000 candi dalam waktu satu malam.


Tapi Hilimbaruzö bukan mitologi. Tommy Lumbantoruan, 32 tahun, civil enginering (ahli konstruksi) CRS angkat bicara. Dia membuka rahasia dibalik keberhasilan itu. Tommy menyebut dua faktor kunci keberhasilan proyek ini, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi sistem, kerjasama team dan pemilihan metodologi. Dan Faktor eksternal adalah dukungan dan hubungan baik dengan masyarakat.

“Kita membangun rasa kepemilikan (sense of belonging). Proyek ini berhasil bukan karena usaha satu orang, tapi semua orang…,” ungkap Tommy menjelaskan rahasia dibalik solidnya team Hilimbaruzö.


Faktor lain adalah metodologi. Rumah didesain dengan konsep baja ringan (LGS) sehingga bisa cepat dibangun. Setelah pondasi selesai, hanya butuh seminggu, rumah sudah berdiri sempurna.” Per-minggunya kita bisa merealisasikan 10 persen dari progress actual,” imbuh Tommy.


Faktor kedua adalah dukungan dari masyarakat. ”Kita melibatkan fadus, fades (fasilitator dusun, fasilitator desa - red) secara integral dalam proyek kita,”lanjut Tommy. Menurut Tommy, para fasilitator ini menjadi perekat antara masyarakat dengan Caritas. Setiap permasalahan dibicarakan melalui forum rutin, itu yang menyebabkan mobilisasi masa bisa dilakukan secara kolosal.


Saat ini, proyek Hilimbaruzö memasuki fase II. Pembangunan pondasi sudah mencapai 100 persen. Diperkirakan pertengahan Februari 2009, seluruh proyek akan selesai. Artinya, proyek ini lebih cepat empat bulan dari jadwal semula. Dan itu terjadi karena kekuatan partisipasi masyarakat. ***

06 December 2008

Mengutamakan yang lemah dan miskin


Mengutamakan yang mereka yang lemah dan miskin, ini adalah dalil yang dipegang Gereja dalam pelayanannya. Caritas sebagai lembaga sosial Gereja mewujudkan hal ini dalam karya-karyanya, tak terkecuali proyek pembangunan rumah bagi korban gempa. Sampai sekarang semua proyek perumahan yang dijalankan oleh Caritas Sibolga, selalu mengikutkan kaum lemah dan miskin. Selain kriteria korban gempa, Caritas memasukkan juga dalam kriteria untuk menyeleksi calon penerima rumah: janda, duda, yatim-piatu, dan miskin (tinggal dalam gubuk/rumah yang tak layak huni).

Hal ini misalnya telah diterapkan di proyek pembangunan rumah di Desa Hilimbaruzo, Kec. Gomo, Kab. Nias Selatan. Dalam foto nampak seorang penerima rumah yang miskin dan tua menandatangani kontrak pembangunan rumah dengan membubuhkan cap jari.
Posted by Picasa

25 November 2008

Caritas Punya Ciri Khas Sendiri

Wawancara dengan Direktur CKS, Pastor Mikael To, Pr

RAMBUT keriting, kulit hitam manis menjadi ciri khas. Senyum ramah dan tutur bahasa lembut tak pernah lepas dari sosok Pastor Mikael To, Pr, Direktur Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Rabu (12/11) Erix Hutasoit (EH) berkesempatan melakukan wawancara dengan Pastor Mikael (PM). Wawancara menyinggung sejumlah topik. Direktur CKS periode 2008-2013 lugas menjawab. Demikian petikannya.



EH:Sebagai direktur, apa mandat yang diberikan Uskup kepada Pastor ?

PM:Saya diminta untuk melakukan dua hal. Pertama, menyelesaikan proyek yang sudah berlangsung bersama Pastor Raymond. Proyek yang mendapat dukungan dari Caritas Network. Kedua, menata Caritas sehingga mempunyai ciri khas sendiri.

EH: Ciri khas seperti apa ?

PM:Ada dua ciri khas itu. Pertama, soal keberpihakan. Caritas berpihak kepada orang yang miskin. Caritas hadir untuk memberdayakan orang-orang miskin, sehingga mereka bisa berkembang dengan kemampuannya. Kedua, Caritas tidak bisa dipisahkan dari Keuskupan Sibolga. Disanalah ciri khasnya. Caritas harus bekerja secara melekat dengan organisasi-organisasi yang ada di keuskupan. Misalnya untuk peningkatan taraf hidup (livelihood) Caritas telah bekerjasama dengan PSE.

EH:Kenapa harus seperti itu ?

PM:Caritas berbeda dengan NGO (Non Goverment Organization/Lembaga Swadaya Masyarakat) yang saat ini banyak membantu Pulau Nias. NGO-NGO bekerja untuk membangun kembali Pulau Nias. Setelah selesai, beberapa dari NGO itu pergi. Namun Caritas tidak demikian. Caritas akan berada disini selama Keuskupan Sibolga ada.

EH: Untuk ciri pertama, bagaimana Caritas akan melakukannya ?

PM: Di Pulau Nias, ada tiga masalah krusial yang perlu diperhatikan, yaitu : ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Namun perhatian Caritas lebih untuk memberdayakan. Kesehatan misalnya, kita tidak akan membangun rumah sakit atau mendatangkan dokter-dokter yang canggih-canggih. Kita lebih pada membangun komunitas yang mampu menghadapi masalah kesehatan. Kita punya metodologi Community Managed (CM) untuk melakukan itu..

EH:Bagaimana dengan pendidikan ?

PM:Kita juga tidak membangun sekolah-sekolah. Kita akan bekerjasama dengan sekolah dan yayasan yang sudah ada. Kita lebih fokus mendorong kesadaran masyarakat agar menyekolahkan anak-anaknya.Kepada pemerintah, kita mendorong agar menyediakan akses pendidikan yang lebih besar. Itu yang perlu dilakukan...

EH : Untuk ciri khas kedua?

PM:Kita membangun komunikasi yang lebih dekat dengan lembaga-lembaga yang ada di Keuskupan. Seperti program livelihood yang sudah kita mulai dengan PSE

EH:Soal pendanaan?

PM:Caritas tidak mungkin berharap dari donor selamanya. Apalagi setelah masa emergency berlalu. Caritas harus bisa mempunyai sumber pendapatan sendiri. Kita sudah mulai memikirkan itu. Salah satu yang kita lakukan adalah melalui proyek Caritas Centre. Kita berharap fasilitas yang kita bangun kelak, mampu membantu pendanaan Caritas.

EH :Apa mimpi Pastor terhadap Caritas ?

PM :Karena saya memiliki tiga titik perhatian yaitu ekonomi, pendidikan dan kesehatan, saya berharap ketika saya berhenti ditahun 2013. Sekurang-kurang nya Caritas sudah mampu meningkatkan taraf kehidupan sosial di Keuskupan Sibolga.

EH : Jika saya minta angka, berapa besar harapan Pastor?

PM : Kalau bisa, 60 persen lah.. (sambil tertawa).

Menjamin Keberlanjutan Caritas

Wawancara dengan Wakil Direktur CKS, Pastor Raymond OFM. Cap


CARITAS SIBOLGA - Georg Matuschkowitz (Caritas Austria) menyebut Pastor Raymond Laia, OFM. Cap sebagai salah satu orang yang berkontribusi besar untuk CKS. Selama tiga tahun, Pastor Raymond (PR) mengawal program CKS melewati sejumlah tantangan. Kepada Erix Hutasoit (EH), Pastor Raymond bercerita tentang pengalaman itu. Demikian ringkasannya.

EH : Setelah tiga tahun, apa yang sudah dicapai CKS?

PR:Ada dua, Hard (keras) dan Soft (lembut). Secara proyek, apa yang sudah CKS kerjakan itu sudah luar biasa. Seperti proyek ERHAM. Desain nya mendapat pujian internasional. Saat ini proyek Hilimbaruzo. Itu untuk hard nya. Tapi bagi saya, kesuksesan lebih pada segi soft nya. Sumber daya manusia. Dengan tenaga-tenaga biasa kita bisa mencapai level tertentu, itu membuat kita bisa berbicara di forum-forum internasional. Dan itu dimulai dari pengembangan masyarakat yang mau kita jalanani secara kosisten dengan Community Managed (CM) approach.

EH : Yang membuat itu bisa tercapai ?

PR:Itu tergantung strategi kita. Pada awal CKS berdiri, kita merekrut tenaga profesional. Tapi mereka gagal dilapangan. Akhirnya kita merubah strategi, kita tidak merekrut lagi tenaga profesional tapi lebih menekankan pengembangan sumber daya lokal. Kita berhasil dengan itu.

EH: Tantangan terberat CKS?

PR:Semua adalah tantangan. Misalnya logistik. Apa yang kita pahami soal logistik? Ternyata itu bidang yang sangat rumit, termasuk proses pengaturan barang (distribusi), penyimpanan, permintaan dan analisa permintaan. Bayangkan lah, kita pernah membelanjakan uang sebesar satu miliar rupiah dalam beberapa bulan. Bagaimana kita mengelola itu. Contoh lain, ketika kita memindahkan kalsi plank untuk ERHAM, kita tidak bisa memindahkannya dari darat harus dari laut, tapi tidak bisa mendarat di Sirombu. Itu masih contoh logistik..

EH: Soal Leadership?

PR: Saya harus mengakui bahwa gaya kepemimpinan selama ini cukup lunak, jika saya bandingkan dengan organisasi lain. Kita sangat fleksibel dengan mitra-mitra dan staff kita disini.

EH : Apa yang sudah stabil di kantor CKS ini ?

PR:Keuangan sudah ada sistemnya. Tapi masih butuh improvement (peningkatan). Program DRR kita sudah solid, kita sudah sampai fase replikasi.

EH : Soal keberlanjutan ?

PR: Organisasi lain berpikir tentang keberlanjutan selalu soal uang. Menurut saya bukan uang. Tapi pada tiga hal. Yaitu, pertama, memiliki proyek yang berkualitas Kedua, mempunyai SDM yang memadai untuk itu. Ketiga, punya Running System (sistem kerja). Dengan ketiga itu, Patner kita pasti mendukung.

EH:Keinginan pastor yang belum terwujud ?

PR:Keinginan saya yang belum terwujud itu mempunyai proyek berkualitas. Saya khawatir kalau ada proyek kita yang indah diatas kertas tapi tidak pada praktek.

EH: Jika kelak berhenti, perubahan apa yang pastor harapkan?

PR: Justru saya sendang mempersiapkan diri untuk berhenti, akhir 2009 saya berharap sudah pergi. Jaminan untuk itu seperti tiga hal yang saya sebut diatas tadi.

EH : Jadi Pastor ingin memastikan keberlanjutan Caritas ?

PR : Itu persis...

Ringkasan Sambutan Georg Matuschkowitz *)

CARITAS SIBOLGA - SAYA tidak tahu sebelumnya, kalau saya akan diminta memberikan kesan tentang Caritas Keuskupan Sibolga. Saya baru tahu ketika tiba di Medan. Dalam perjalanan dari Medan ke Gunungsitoli, saya memikirkan apa yang hendak saya katakan. Kondisi perjalanan ke Gunungsitoli mirip perjalanan CKS. Begitu sulit, banyak halangan dan ketidakpastian. Kita tidak tahu apakah pesawat yang kita tumpangi, akan tiba tepat waktu, terlambat atau malah harus kembali karena cuaca buruk. Seperti itu pula gambaran kondisi CKS .

Ini kali ketiga saya diminta berbicara tentang CKS. Saya melihat perubahan dan kemajuan sejak pertama kali tiba di Nias (2005). Saya masih ingat ketika pertama kali kami ingin bekerja sama di sini. Awalnya kami bekerjasama dengan Keuskupan. Saat itu CKS baru lahir. Kami berpikir bahwa CKS yang baru saja dibentuk, dengan kondisi yang sulit saat itu, tidak mungkin sanggup untuk mengelola dana lebih dari 500 ribu Euro. Tapi kini, CKS membuktikan sanggup mengelola dana yang jauh lebih besar.

Saya salah seorang yang mengikuti perjalanan CKS dari awal. Saya melihat CKS bergerak, selalu melangkah lebih baik, meskipun seringkali dihadang kondisi yang tidak mendukung. CKS yang sekarang, dengan segala proyek yang telah berhasil diselesaikan, dan dengan kantor nya yang baru, bukanlah titik puncak, tetapi merupakan langkah awal untuk berkembang dan semakin maju.

Ini tentunya, tidak lepas hubungan baik antara CKS dengan para donor. Seperti CRS, Caritas Italy yang membantu mengembangkan CKS. Bagi kami di Caritas Austria, ada sedikit perbedaan pandangan dalam konsep kemitraan dalam pelaksanaan proyek, tetapi yang terjadi dengan CKS bukan demikian. Bukan kepentingan siapa yang didahulukan, tetapi komunikasi dan penyamaan persepsi. Ini salah satu inti kekuatan CKS disamping keterbukaan (transparansi), baik dalam membuka kelemahan maupun dalam pelaporan kepada donor.

Walau demikian, ini semua hasil kerja keras dan kebersamaan semua orang yang ada di CKS. Tetapi izinkan saya memberikan penghargaan khusus kepada beberapa orang. Salah satu nya kepada Pastor Raymond. Tanpa perjuangan beliau, semua yang kita lihat sekarang, tidak akan ada. Kemudian kepada Pastor Rantinus yang sejak awal memberikan dukungan dan mengajak kami untuk berkarya di Nias ini, dan juga kepada Pastor Barnabas, yang saat itu menjabat sebagai Administrator Keuskupan yang bersemangat berkata, “Mari kita mulai!”

Saya juga ingin mengucapkan selamat datang kepada Pastor Mikael yang baru saja menjabat sebagai Direktur Caritas Sibolga, yang saya yakini akan membawa kemajuan besar untuk Caritas Sibolga, yang mewarisi hasil-hasil kerja keras pendahulu-pendahulunya


*) Georg Matuschkowitz, Desk Tsunami Officer Caritas Austria.

Tentang Kantor Caritas Sibolga

CARITAS SIBOLGA - Rabu (12/11) kantor baru Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) tampak ramai. Banyak orang hilir mudik. Sejumlah staff sibuk membicarakan pelatihan. Staff yang lain asyik mempelototi layar komputer, sedangkan disudut lain, ada staff yang sibuk menghitung uang.

Semenjak staff CKS pindah ke kantor baru, beragam cerita bermunculan. Mulai dari masalah panas, toilet sampai listrik yang kerap padam. Tiap staff punya cerita masing-masing. Misalnya Irene Zebua, ibu satu putri ini, senang karena kantor CKS sudah berubah. “ …sudah dari beton,” kata Irene. Staff keuangan itu merasa kantor baru lebih aman. Soal faktor kenyamanan, Irene mengeluh. Ruangannya masih terasa panas. ”Kita cuma punya satu jendela,” kata nya sambil tertawa. Di ruang finace, Irene berbagi tempat dengan tiga staff yang lain.


Kresensiana Dachi, logistik officer, membatah keluhan Irene. Kresensiana merasa kantor baru lebih dingin. Menurut Kresensiana, kantor lama pengap, karena kecil dan banyak tumpukan dokumen. Di kantor baru, Kresensiana mendapat ruangan berukuran 4x6 meter. Di ruang itu hanya ada Kresensiana dan Oktavianus. ”Disini lebih nyaman,” kata Kresensiana sambil duduk di tepi dua jendela besar.


Yunita Sembiring, sekretaris menyenangi kantor baru. Semenjak pindah, dia merasa lebih nyaman duduk di front office. .” ...(ini) lebih layak disebut kantor,” ungkap Yunita yang selalu tampil cantik itu.

Hal berbeda dinyatakan Oktavianus dan Marina. Keduanya bertanggung-jawab mengurusi perlengkapan dan kebersihan kantor. Bagi Marina, kantor lama lebih kecil sehingga lebih cepat dibersihkan. Lantai semen tidak menyiratkan kesan cepat kotor, berbeda dengan kantor baru, lantai keramik yang dipasang lebih cepat kelihatan kotor. Sedangkan Oktavianus harus keluar extra tenaga meng-cover kantor yang lebih luas.” ...harus lari-lari sana sini,” imbuh Oktavianus.

Soal kinerja, Irene, Kresesiana, Yunita, Marina dan Oktavinus punya pendapat yang sama. Mereka tetap semangat bekerja walau banyak perubahan di kantor baru. ”Kita dari dulu tetap semangat kok,” kata Irene
.

Perayaan Tiga Tahun Pengabdian CKS di Pulau Nias

CARITAS SIBOLGA - SELASA (21/10) kesibukan tampak di J.P Vallon Ujung, kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Kresensiana Dachi, Staff CKS hilir mudik memastikan semua kebutuhan perayaan tiga tahun dan peresmian kantor baru CKS telah tersedia. Di atas panggung bertemakan 1980an. Love, Aperius, Alex dan beberapa staff Disaster Risk Reduction (DRR) asyik bermain band. Walau aksi mereka tak seatraktif Andra and the Backbone, tapi sukses membuat para tetangga terpaksa bangun lebih pagi.

Bandul waktu menunjukkan pukul 10.00 wib. Uskup Sibolga, Mgr. Ludovicus Simanullang, OFM. Cap, belum tiba. Senin (20/10) kapal cepat yang ditumpangi Uskup dihadang badai, akhirnya kapal kembali ke Sibolga.

Rencana berubah. Pastor Barnabas Winkler, OFM. Cap, memimpin pemberkatan kantor. Direktur Caritas, Pastor Mikael To, Pr ikut menemani. Asisten I Bupati Nias, Samson Laoli didaulat membuka kunci pintu utama, setelah itu kepala tukang, Ama Ive Zai menyerahkan replika kunci kepada Pastor Barnabas. ”Semoga Caritas akan semakin lebih banyak lagi melakukan karya sosial,” pesan Pastor Barbanas ketika menyerahkan kembali replika kunci itu kepada Direktur CKS.

Setelah semua ruangan diberkati dengan air kudus. Acara dilanjutkan dengan tour guide. Satu per satu departemen disambangi sambil disuguhi pelbagai penjelasan.

Pendulum waktu bergerak ke angka 12 ketika Uskup Sibolga tiba. Acara berpindah memasuki sesi kata sambutan. Georg Matuschkowitz Tsunami Desk Officer Caritas Austria, mewakili para donor, menyampaikan pujian atas segala pencapaian CKS. Georg menyebut kapasitas CKS telah meningkat tajam, bahkan melebihi prediksi para ahli Caritas Austria. Sedangkan Bapa Uskup Sibolga mengucapkan rasa hormat dan terima kasih atas dukungan keluarga Caritas (Caritas Network) kepada CKS.

Acara dilanjutkan dengan pargelaran drama dari Komunitas Pasar Beringin. Tarian Maena menjadi acara penutup dan waktu menujukkan pukul 15.00 wib. Proficiat CKS.***

Workshop Caritas Keuskupan Bergamo (CKB)

CARITAS SIBOLGA - Kamis (6/11) Matteo dan Stefania dari Caritas Italy memfasilitasi workshop dengan tema Caritas dan semangat kerelawanan (volunteer). Workshop dimulai dengan pemaparan aktivitas di Caritas Keuskupan Bergamo (CKB). Sebelum ke Indonesia, Matteo dan Stefania telah bekerja sebagai sukarelawan untuk membantu staff CKB. Setelah itu giliran Asteria Dawolo dan Lylia Mendrofa dari departemen sosial mempresentasikan program culture centre fase I.***

21 November 2008

Rapat Manajemen Caritas Keuskupan Sibolga

Pada tgl 15 Nov 2008 Caritas Keuskupan Sibolga mengadakan rapat manajemen tahunan. Mengikuti tradisi sejak berdirinya CKS, selain Direktur, Wakil Direktur, dan manajer kantor serta sumberdaya manusia, dalam manajemen duduk juga perwakilan mitra: Caritas Italy, Caritas Austria, dan CRS. Perwakilan CRS lagi vacant.

Dalam rapat manajemen tahunan ini dibahas topik-topik berikut: konsep skema gaji karyawan post rehabilitasi dan rekonstruksi dan evaluasi kinerja pegawai-pegawai kunci.

20 November 2008

Pembukaan Tahun Yubileum 50 Tahun Prefektur Apostolik/Keuskupan Sibolga

Pada tahun 2009 nanti Keuskupan Sibolga genap berusia 50 tahun sejak penetapan sebagai Prefektur Apostolik 1958, tiga tahun setelah misionaris Kapusin Jerman yang pertama sampai di Nias. Dua puluh tahun kemudian barulah status tsb diangkat menjadi keuskupan.

Dalam rangka perayaan ini Uskup menginginkan digelarnya satu tahun persiapan yubileum, yang dibuka resmi tgl 18 Nov 2008 di Paroki St. Maria, Gunung Sitoli. Dalam tahun ini pula dibuat penelitian yang akan menjadi bahan bagi Keuskupan untuk menyusun rencana strategis. Satu tim di bawah pimpinan P. Huber SVD telah mulai bekerja untuk itu sampai September 2009.

Dalam rangka yubileum ini juga digelar Tahun Pertobatan St. Paulus. Dan pembukaannya disatukan dengan pembukaan tahun yubileum yang diisi dengan seminar tentang RasuL Paulus. Dua doktor Kitab Suci, P. Paulus Toni OFMCap dari STFT Siantar dan Rm. Indra dr Yogyakarta
Menyajikan ceramah tentang teologi dan surat-surat St. Paulus.

14 November 2008

Rapat dengan penerima rumah di proyek Moro'o

Proyek Perumahan Moro'o tahap pertama memasuki tahap kritis. Karena itu diadakan rapat khusus (14.11.08) dengan penerima rumah untuk menegaskan kembali batas waktu penyelesaian rumah di Dangagari. Bulan Januari 2009 adalah batas paling akhir.

Proyek ini dimulai bulan Desember 2007 dengan pembangunan rumah contoh di Gunung Baru. Lalu bulan Maret proses implementasi dimulai.

Ternyata banyak di antara penerima rumah yang tidak bergerak. Karena itu sampai Agustus belum terjadi apa-apa. Maka September strategi dibaharui dengan menerapkan sistem cluster.

Strategi ini ternyata membuahkan hasil. Bahkan bulan Oktober satu rumah selesai. Tetapi ada delapan KK yang rupanya tidak begitu bersemangat menyentuh pembangunan rumahnya. Karena itu kemungkinan besar mereka tidak akan bisa menyelesaikan rumah mereka pada bulan Januari 2009.

Tetapi sekali lagi batas akhir ditegaskan kembali. Untuk P. Raymond Laia turut hadir bersama Silvia Holzer dan P. Kosman OSC.

12 November 2008

DRR team accompaniment worskshop through IIRR

Dalam rangka accompaniment program untuk tim proyek CMDRR Caritas Sibolga, konsultan IIRR, Emily Oro, datang lagi ke Nias. dia tiba di Nias berdua dengan konsultan lainnya dari IIRR pda hari Minggu tgl 9 Nov 2008.

Workshop kali ini berlangsung 4 hari dan akan ditutup Kamis sore (13/11) dengan management meeting antara Caritas Sibolga dan IIRR.

03 November 2008

Kedatangan Wolfgang Marschall

CARITAS SIBOLGA – Senin (03/11) Wolfgang Marschall, mantan dosen Univeritas Bern, Swiss berkunjung ke kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS), di Gunungsitoli. Kedatangan ahli antrophologi itu bertujuan untuk melakukan penelitian (evaluasi) terhadap proyek yang didanai Caritas Austria yaitu proyek ERHAM dan Moro`ö (Perumahan, Jalan dan Livelihood).

Wolfgang sendiri sudah berulang kali berkunjung ke Pulau Nias. Pada tahun 1973-1974, Wolfgang pernah melakukan penelitian tentang tradisi masyarakat Nias Selatan. Dengan bahasa Indonesia yang sudah fasih, Wolfgang juga kerap diundang bekerja untuk pelbagai proyek penelitian di Indonesia. “Saya pernah bekerja di Aceh, “ kata nya.

Untuk proyek ERHAM nanti, Wolfgang akan melakukan penelitian selama dua minggu. Selama kurun waktu itu, Wolfgang akan tinggal di lapangan dan berduskusi dengan warga.“Saya menggunakan metode interview,“ jawab Wolfgang ketika di tanya tentang metodologi yang akan digunanya selama penelitian. ***

31 October 2008

Lanjutan Workshop Barbara

CARITAS SIBOLGA – Kamis (30/10) Workshop Barbara dilanjutkan kembali. Fokus bahasan kali ini adalah merumuskan masalah (problem statement) sebagai bagian dari sebuah proposal. Dua hari sebelumnya (Senin, 29/10) fokus yang dibahas adalah pohon analisa. Workshop diikuti oleh Pastor Mikael To, Pr, Matteo, Stefania, Lylia, Aktivitas, Royn, Aperius, Olina dan Erix Hutasoit. Kegiatan berlangsung mulai pukul 10.00 wib sampai pukul 17.30 wib. ***

24 October 2008

Rapat Bersama Membahas Proyek Moro’ò

CARITAS SIBOLGA – Jumat (25/10) digelar rapat bersama antara donor, Caritas Keuskupan Sibolga, dan ACTED di kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Rapat dihadiri antara lain oleh Georg Matuschkowitz dan Silvia Holzer (Caritas Austria), Patrick (Caritas Jerman), Matteo, Stefania (Caritas Italy), Pastor Cosman OSC (Paroki Nias Barat), Pastor Barnabas, Pastor Raymond Laia, FX Esensiator Delane (manajer proyek perumahan Moro'ö), Kitri Widaretna (manajer proyek Livelihood Moro'ö), Nicholas Jembrun (ACTED) dan Yudha (site manajer proyek jalan).

Rapat dimulai pukul 09.30 wib, dan diagendakan feedback dari perutusan donor setelah mengadakan perjalanan dua hari ke proyek, progress update, dan isu-isu yang muncul.

Setelah rapat dengan donor, Caritas Sibolga, Caritas Austria dan ACTED, meneruskan rapat internal untuk membahas masalah-masalah teknis di proyek pembangunan jalan, sekolah, rumah, dan livelihood di Moro'ö.

Habis makan siang, Caritas Sibolga dan Caritas Austria meneruskan rapat membahas proyek-proyek lainnya yang didanai oleh Caritas Austria, dan juga proposal-proposal proyek baru Caritas Sibolga
.***

23 October 2008

Pak Flo Mengakhiri Tugas..

CARITAS SIBOLGA - Florentino Sarmento yang akrab disapa Pak Flo, mengakhiri masa tugasnya di Nias. Pak Flo adalah staff Catholic Relief Service (CRS) yang ditempatkan di Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) untuk membantu penanganan proyek Hilimbaruzö. Semenjak ditangani Pak Flo, proyek itu mengalami percepatan yang luar biasa. Saat ini 92 persen dari total pekerjaan telah selesai dikerjakan. Proyek ini direncakan selesai pada Februari 2009 atau 4 bulan lebih cepat dari perencanaan.

CRS memberikan Pak Flo kesempatan untuk berkarya di tanah kelahirannya Timor Leste. Setelah melanglang buana ke banyak tempat, akhirnya Pah Flo kembali ke tanah aslinya.

Pada acara perpisahan itu, sejumlah staff menyatakan rasa kehilangan. "Pak Flo adalah bapak bagi kami," ungkap Ama Icha, supir CKS yang pernah bekerja untuk CRS. Dipenghujung acara perpisahan, seluruh staff CKS menyanyikan lagu kemesraan. Selamat jalan Pak Flo, sukses selalu...***

Peresmian Kantor CKS Sukses...

CARITAS SIBOLGA - Acara peresmian kantor baru Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) berlangsung meriah (21/10). Acara sempat tertunda karena menunggu Bapak Uskup Sibolga, Mgr. Ludovicus Simanullang, yang terhalang badai dalam perjalanan dari Sibolga ke Gunung Sitoli.

Acara di mulai dengan pemberkatan gedung baru pada pukul 10.00. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi program Caritas Sibolga dalam tiga tahun terakhir dan rencana untuk tahun-tahun ke depan.

Sesudah itu ada tour guide ke setiap departemen untuk memberi kesempatan kepada para pengunjung melihat proyek-proyek yang sudah dikerjakan CKS. Setelah itu acara dilanjutkan dengan kata-kata sambutan, dan ditutup dengan makan siang bersama dan tarian tradisional Nias, Maena.

Pada kesempatan itu, kaum muda dari komunitas Pasar Beringin mementaskan drama singkat, yang menceritakan pengalaman nyata mereka sebelum dan sesudah menjalankan proses pemberdayaan melalui proyek CMDRR. Teks ditulis oleh Alex Telaumbanua, yang juga sekaligus menjadi sutradara.***

Perpisahan dengan Meilina Perangin-angin

CARITAS SIBOLGA - Senin (20/10) staff Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) mengadakan acara perpisahan dengan Meilina Perangin-angin. Acara perpisahan diisi dengan kata-kata sambutan, makan bersama dan pemberian cindera mata. Sejumlah staff menyampaikan kesannya selama bekerja dengan Meilina.

Meilina bergabung dengan Caritas Sibolga pada akhir tahun 2007 sebagai penerjemah. Tetapi ternyata pekerjaan ini tidak begitu menggairahkan bagi dia. Karena itu manajemen menawarkan kepadanya tugas administrasi di proyek livelihood Moro'ö.

Di sana dia bertahan hampir 6 bulan sebelum memutuskan untuk meninggalkan Caritas. Meilina berencana melanjutkan karirnya dibidang pendidikan. "Saya ingin bekerja dengan anak-anak cacat," katanya. Ketika ditanya mau kemana setelah keluar dari CKS. Dia menjawab," Mau refresing ke Thailand dulu." Wah..ikut donk***

18 October 2008

Kitri, Project Manager Livelihood yang baru

CARITAS SIBOLGA – Kamis (15/10) Kitri Widaretna, manajer proyek livelihood yang baru tiba di Gunungsitoli, Nias. Sebelum bergabung dengan Caritas Keuskupan Sibolga (CKS), Kitri telah malang melintang di dunia NGO seperti ADB (Asian Development Bank) dan GTZ-Red/JRF, sebuah lembaga donor dari Jerman.

Ketika ditanya alasan Kitri bergabung dengan CKS. Dia memberikan lima point sebagai alasan. Tapi paling utama dari kelima point itu, Kitri ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhan melalui pengembangan masyarakat. “ Saya takut jika nanti mati, Tuhan bertanya kepada saya, apa yang sudah saya kerjakan …” katanya serius.***

13 October 2008

Berita Caritas di Pelbagai Media Massa

CARITAS SIBOLGA - Sabtu (11/09) berita rencana peresmian kantor baru Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) muncul dibeberapa media antara lain Koran Sindo (Media Nasional), Harian Medan Bisnis (Medan), RRI Gunungsitoli dan Situs Niasonline.net. Untuk membaca berita lengkap disitu Niasonline.net silahkan klik disini ***

11 October 2008

Persiapan Peresmian Kantor Baru CKS

CARITAS SIBOLGA - Acara peresmian kantor baru tinggal beberapa minggu lagi. Sejumlah staff Caritas Keuskupan Sibolga (CKS), sudah melakukan persiapan, seperti persiapan acara dan fisik. Persiapan fisik meliputi pembangunan panggung. Foto-foto dibawah ini diambil pada hari Jumat (10/09), menujukkan persiapan itu.

***





***

SOA Final Learning review

CARITAS SIBOLGA - SOA 02/05 Aceh-Nias baru saja mengadakan learning review. Ini adalah learning review yang ketiga dan terakhir. Yang pertama dilaksanakan tahun 2006. Koordinasi antara berbagai anggota keluarga Caritas yang saat itu agak kacau , juga terefleksikan dalam evaluasi tsb.

Pada learning review yang kedua pada tahun 2007, nampak bahwa koordinasi antar anggota sudah jauh lebih baik. Tetapi satu tema mencuat dan menjadi agenda keluarga Caritas sesudahnya adalah capacity building partner lokal.

Hal ini telah dijalankan secara konsisten dan mulai menampakkan hasil. Cordia Meda, Caritas Sibolga, dan Karina KAS sudah mencapai tahap tertentu untuk bisa dikatakan kurang lebih telah mandiri.

Learning review terbagi dalam 3 bagian. Hari Senin tgl 6.10.08 adalah bagian pertama, yang diadakan di Medan, di mana partner lokal (Karina, Cordia Medan, Caritas Sibolga) mengevaluasi kegiatan 3 tahun terakhir, bertempat di Cordia Center.

Bagian kedua diteruskan di Jakarta tgl 8.10.08 di mana semua anggota baik lokal maupun internasional berefleksi bersama-sama dengan memperhatikan hasil refleksi partner lokal dari hari sebelumnya.

Ada banyak hal yang baik dari kerja sama selama ini di SOA 02/05, yang sangat sayang kalau hilang begitu saja. Salah satunya adalah kerja sama dan koordinasi yang sangat baik dalam jaringan Caritas. Dan faktor yang menentukan dalam hal ini adalah leadership. Awalnya SOA 02/05 seolah kacau. Tetapi setelah Scott dan Anat datang, segalanya menjadi lancar dan menyenangkan untuk semua.

Untuk partner lokal terutama sangat berkesan sikap dialogal dan kemitraan dari para partner internasional. Lokal partner diperlakukan sebagai partner dan bukan hanya mitra yang tidak tahu apa-apa. Caritas Sibolga terutama merasakan hal ini baik dari partner yang tinggal bersama sekantor (Caritas Austria, Caritas Italy, CRS), maupun dari yang lain (Trocaire, Secours catholique, Caritas Jerman).

Pada hari ketiga pandangan diarahkan ke depan. Bagaimana pengalaman yang telah dibuat di lingkungan SOA 02/05 bisa menjadi berguna bagi jejaring Caritas di masa depan. Menjadi jelas bahwa Karinalah yang kini mengambilalih tanggungjawab yang selama ini diemban oleh SOA coordination unit. Akhirnya semua tergantung pada keinginan baik Karina untuk menjadikan pembelajaran SOA 02/05 sebagai bagian dari pengembangan identitas.

Hal ini juga dipertegas lagi dalam rapat regular SOA yang digelar pada hari berikutnya (10.10.08) di tempat yang sama di kantor KWI, Jln. Cut Meutia 10, Jakarta.***

09 October 2008

Bersih-Bersih di Kantor Baru CKS

CARITAS SIBOLGA – Staff Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) sekarang punya kegiatan baru yaitu membersihkan kantor baru. Setiap departemen secara bergatian membersihkan ruangannya masing-masing. Aksi kebersihan dimulai oleh bagian keuangan (finance) pada hari Rabu (8/9). Dan pada hari ini (Kamis, 9/9) giliran departemen sosial. Asteria, Lilya dan Stefania saling bahu membahu membersighkan ruang kerja mereka yang besar. Stefania tampak bersemangat membersihkan lantai dan kaca. Ayo Sfefania kamu bisa..!! ***



Rapat Rutin Para Manager dan Officer

CARITAS SIBOLGA – Rabu (8/9) diselenggaran rapat rutin para manager dan officer Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) di Gunungsitoli, Pulau Nias. Rapat yang membahas perkembangan setiap program dan persiapan acara peresmian kantor di hadiri oleh Pastor Mikael To, Pr (Direktur), Frans (Proyek Manager Moro`ö), Martinus ( Proyek Manager Hilimbaruzo), Meilina P (Assistan Livelihood Officer), Jason William (Office Manager), Asteria Dawolo (Sosial Officer), Erix Hutasoit (Communication & Advocacy Officer) dan Yunita Sembiring (Admin Secretary). Rapat dimulai pukul 10.00 wib dan berakhir pada pukul 12.30 wib. ***


07 October 2008

Lanjutan Barbara Worskhop

CARITAS SIBOLGA – Senin (6/9) workshop project design & proposal writing dilanjutkan kembali. Workshop kali ini tidak diikuti Meilina Perangin-angin, yang gagal tiba di Pulau Nias lantaran cuaca buruk. Dalam sesi kali ini, Barbara Detorri memfokuskan pembahasa pada project rationale. Peserta diajak untuk menganalisis beberapa contoh kasus sambil berdiskusi dan bermain. Workshop kali ini ditutup dengan tanggapan positif dari peserta. This is totally new for me and I got new experience now,” kata Royn Silaen dipenghujung workshop. ***

06 October 2008

Pekerjaan Pembangunan Kantor Selesai

CARITAS SIBOLGA - Hari Sabtu tgl 4 Oktober 2008 adalah hari terakhir pekerjaan pembangunan kantor. Peletakkan batu pertama dilaksanakan tgl 15 Okt 2007 lalu dan peresmian akan dilaksanakan tgl 21 Okt 2008 nanti. Waktu satu tahun lamanya dibutuhkan oleh 25 orang pekerja untuk menyelesaikan pembangunan.

Pekerjaan telah dianggap selesai kendati masih ada beberapa pekerjaan yang masih harus dilakukan. Caritas bersyukur bahwa selama masa pembangunan tak ada yang sakit atapun celaka.

Penutupan dilakukan pada saat makan siang, jadi sekalian makan bersama. Kunci diserahkan oleh kepala tukang A. Ive kepada direktur Caritas, P. Mikael To. Turut hadir pada kesempatan ini P. Heinrich, P. Mikael To, dan P. Raymond.***

30 September 2008

Angelina, Staff Baru CKS

CARITAS SIBOLGA – Sejak 5 Juni 2008, Angelina Murti Zalogo (27 tahun) resmi bergabung bersama Caritas Keuskupan Sibolga (CKS). Lulusan jurusan manajemen keuangan dan perbankan STIE Nusantara, Jakarta (2004) ini, sebelum nya bekerja untuk Yayasan Pusaka Indonesia di Teluk Dalam, Nias Selatan (2005-2008).

Di CKS, Angelina menempati posisi sebagai cashier untuk proyek Hilimbaruzo.


“ Saya ingin (membantu) membangun Nias,” tegas nya.


Selamat datang untuk Angel. ***


Teman Kecil CKS

CARITAS SIBOLGA – Ada yang baru di Kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) semenjak awal september 2008. Setiap hari ada teman kecil yang bernama Theresa Airin Amanda Ley (3 bulan) yang menyambangi staff-staff CKS. Adik kecil ini adalah buah hati Irene Ratna Hartati Zebua (27 tahun) dan Agusnaldo Ley (30 tahun). Irene adalah staff CKS yang telah bekerja lebih dari 3 tahun.

Theresa menjadi pusat perhatian staff CKS. Setidaknya selama waktu makan siang, staff CKS berebut untuk sekadar mencium dan mengendong teman kecil ini. Ayo siapa mau duluan..
***

29 September 2008

Kantor CKS Hampir Rampung

CARITAS SIBOLGA – Senin (27/09) Kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) yang baru, hampir rampung dibangun. Pengerjaan struktur bangunan sudah selesai dilakukan. Saat ini proses rekonstruksi memasuki tahapan interior. Menurut wakil direktur CKS, Pastor Raymond Laia OFM.Cap, proses rekonstruksi secara fisik akan selesai pada hari Jumat (11/10). Di hari yang sama, direncanakan digelar acara tradisional untuk menghormati pada pekerja (tukang). Setelah itu, barulah staff CKS memindahkan semua peralatan kantor ke gedung baru. ***

26 September 2008

Matteo wawancarai team DRR

CARITAS SIBOLGA – Jumat (26/09) sekitar pukul 10.30 wib, Matteo, staff Caritas Italy melakukan wawancara dengan dua orang staff Disaster Risk Reduction (DRR) Caritas Keuskupan Sibolga (CSK). Wawancara berlangsung selama dua jam bertempat di kantor CKS, Gunungsitoli. Royn Silaen (26) dan Aperius Waruwu (27) diwawancari tentang pengalaman mereka menjalankan methodology CMDRR (Community Manage Disaster Risk Reduction).


Bagi Matteo, wawancara ini diperuntukan sebagai bahan artikel untuk Majalah Caritas Italy. Selain itu, Matteo ingin mengetahui lebih dalam soal CMDRR. ” I want write some thats more attractive (saya ingin menuliskan sesuatu yang lebih menarik),” kata Matteo kepada Royn dan Aperius. ***

25 September 2008

Lanjutan Worskop Project Design and Project Writing Proposal


CARITAS SIBOLGA – Kamis (26/09) Barbara Dettori, Caritas Italy Country Representative, memfasilitasi kembali workshop Project Design and Project Writing Proposal. Workshop dilangsungkan di Gunungsitoli. Worskhop ini bertujuan meningkatkan kapasitas staff Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) dibidang perencanaan program.

Workshop ini merupakan lanjutan dari workshop yang sempat tertunda. Workshop kali ini diikuti oleh Pastor Mikaeol To, Pr (direktur CKS), Matteo dan Steffani (staff Caritas Italy), Erix Hutasoit (Communication and Advocacy Officer), Meilina Perangin-angin (Livelihood Officer), Lilya Mendorva ( Staff Departemen Sosial), Royn Silaen, Aktivitas Sarumaha, Olina Ndruru, Aperius Waruhu (staff Disaster Risk Reduction).***

Lilya, Staff Baru CKS

CARITAS SIBOLGA – Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) kedatangan staff baru. Dia bernama Lilya Christiana Mendrofa. Lilya akan menempati posisi sebagai staff administrasi di departemen sosial.

Sebelumnya di CKS, Lilya pernah bekerja dipelbagai lembaga antara lain di PT. Trimegah Securities dan Mega Central Finance.

Ketika Lilya ditanya motivasinya bekerja di CKS. Lilya menjawab,” (Saya) tertarik untuk terlibat dalam bidang kemasyarakatan khususnya untuk kemajuan SDM di Nias.”


Selamat datang untuk Lilya. ***

23 September 2008

Caritas Perancis Kembali ke Pulau Nias

CARITAS SIBOLGA - Senin (22/09) dua staff Caritas Perancis (CP), kembali mengunjungi kantor Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) di Gunungsitoli, Pulau Nias. Kedatangan Jean Cyril bersama Syufra, project officer CP yang baru bertujuan untuk melihat secara langsung program yang sedang dikerjakan CKS.


Pada kesempatan itu Pastor Mikael Toh, Pr, direktur CKS dan Pastor Raymond Laia, OFM. Cap, wakil direktur memprestasikan sejumlah program CKS. Barbara Dettori yang banyak membantu pembenahan manajemen CKS, juga ikut dalam pertemuan itu.


Pada hari Selasa (23/09) kunjungan dilanjutkan dengan field visit (kunjungan lapangan). Proyek yang dikunjungin adalah proyek reconstruction dan livelihood di Moro`o, Kecamatan Togalaoyo.


Sesuai rencana, kedua staff CP tersebut akan kembali ke Medan pada hari Rabu (24/09). ***

21 September 2008

Kunjungan desk officer dari Caritas Italy

CARITAS-SIBOLGA - Pada tanggal 11 September lalu, Gianluca Ranzatto, desk officer untuk Asia Caritas Italy, tiba di Gunung Sitoli. Bersama dia datang juga Massimo Pallottino, yang juga berbagi kerja dan tanggungjawab sebagai desk officer dengan Gianluca. Karena bermarkas di Thailand, Gianluca tidak dapat lagi menjalankan tugasnya sebagai desk officer secara penuh. Karena itu dia berbagi tugas dan tanggungjawab dengan Massimo, yang tinggal di kantor di Roma. Pada kunjungan kali ini Gianluca mau memperkenalkan Massimo kepada manajemen Caritas Sibolga.

Gianluca dan Massimo tinggal di Nias sampai tanggal 17 September. Dia mengambil kesempatan berkenalan dengan direktur baru Caritas Sibolga dan mendapat update tentang perkembangan organisasi Caritas Sibolga.

Dalam kesempatan ini juga Gianluca memberitahu tugas yang baru Barbara Dettori, yang akan pelan-pelan menyerahkan tugasnya kepada Matteo Luigi Amigoni, dan berkonsentrasi pada assessment untuk penemanan dua keuskupan lain di Indonesia dan di Sri Lanka. Dengan demikian Barbara yang selama ini mendedikasikan 60% waktunya untuk Caritas Sibolga tidak akan bisa meneruskan segala pekerjaan yang dia jalankan di Caritas Sibolga.

Gianluca juga mengungkapkan keprihatinan tentang kebersinambungan Caritas Sibolga dan menyarankan kepada Caritas Sibolga untuk secepatnya mengembangkan strategi untuk fund raising. Selain itu beliau juga menyarankan supaya proyek DRR benar-benar terintegrasi dalam program Caritas Sibolga. Proyek capacity building yang dijalankan Caritas Sibolga kepada tim DRR tidak akan menjadi manfaat bagi Caritas Sibolga kalau tim ini justru menjadi kelompok eksklusif. Sebagai donor proyek DRR Caritas Italy mengharapkan bahwa mereka mendukung satu proyek yang memperkuat Caritas Sibolga.***

11 September 2008

Direktur Baru Caritas Keuskupan Sibolga.

CARITAS SIBOLGA – Senin (08/09/2008) Pastor Mikael To, Pr Direktur Caritas Keuskupan Sibolga (CKS) yang baru, resmi memasuki kantor. Bertempat di Gunungsitoli, acara penyambutan Pastor Mikael dilangsungkan dengan sederhana. Dimulai dengan misa singkat, kemudian dilanjutkan ramah-tamah bersama staff CKS. Pastor Mikael,Pr adalah direktur CKS yang keduanya. Sebelumnya tugas direktur CKS diemban oleh Pastor Rantinus Manalu. Selamat datang untuk Pastor Mikael. ***

01 September 2008

Pembicaraan dengan konsultan Syahamal Saha

CARITAS-SIBOLGA - Saat ini Caritas Sibolga sedang mencari konsultan yang akan mendampingi dua proyek baru, yakni proyek CMDRR untuk 7 paroki dan proyek pengembangan kapasitas para sarjana muda di Pulau Nias serta di Tapanuli Tengah dan Selatan.

Pilihan pertama jatuh kepada Syahamal Saha, konsultan yang telah mulai menemani staff Caritas Sibolga pada proyek percontohan DRR di tiga komunitas. Pada hari Sabtu sore tgl 30 Augustus 2008 P. Raymond Laia, didampingi oleh Barbara Dettori (Caritas Italy) dan Silvia Holzer (Caritas Austria) duduk bersama dengan Saha untuk membicarakan kemungkinan untuk meminta dia menjadi konsultan untuk kedua proyek tsb.

Saha bersedia menjalankan penemanan untuk kedua proyek tsb. tetapi masih harus membuat rencana detail sebelum diteruskan dengan pengikatan perjanjian kerja.

30 August 2008

Serah terima perlengkapan sekolah di Hilizamurugo


CARITAS SIBOLGA - Akhirnya jadi juga. Setelah lama menunggu, pada tgl 29 Agustus 2008 Caritas mengadakan serah terima perlengkapan sekolah bagi guru-guru dan murid SDN Hilizamurugo.

Untuk anak-anak sekolah diberikan pakaian seragam lengkap dengan topi dan sepatu serta jas hujan. Untuk para guru diberikan jas hujan dan untuk sekolah peta, globus, buku-buku pelajaran untuk setiap kelas serta satu set pakaian tarian. Selain itu diberikan juga satu paket buku-buku cerita sebanyak lebih 600 judul.

Selain para murid dan guru SD Hilizamurugo juga diberikan buku-buku pelajaran, pakaian seragam, dan jas hujan kepada para murid dan guru SD Daodaozanuwo.

Acara serah terima ini dihadiri langsung oleh P. Raymond Laia, wakil direktur Caritas Sibolga, serta pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan Kec. Gomo.

28 August 2008

Serah terima 20 rumah di Desa Hilimbaruzö

CARITAS SIBOLGA - Pada tgl 7 Augustus 2008 masyarakat penerima bantuan di Desa Hilimbaruzö merayakan serah terima 20 rumah pertama dari Caritas Sibolga. Dalam kesempatan ini hadir P. Raymond Laia, wakil direktur Caritas Sibolga, dan Scott Campbell, direktur CRS Aceh-Nias. Kunjungan Scott ke proyek ini merupakan yang pertama untuk melihat sendiri kemajuan proyek.

Proyek Hilimbaruzö adalah salah satu proyek penuh tantangan di Caritas Sibolga. CRS membantu Caritas Sibolga dalam implementasi khususnya dalam hal-hal teknis. Untuk itu CRS menempatkan beberapa staff untuk mendukung Caritas Sibolga: seorang di bagian manajemen (Florentino Sarmento), dan dua di bagian teknis (Joni dan Tommy), dan satu di bagian admin dan logistik (Salim). Sementara itu tim CRS di Meulaboh yang dipimpin langsung oleh Chris Frey dan Ariel Sadural mendukung dengan memonitor kemajuan proyek secara kontinu.

Di Desa Hilimbaruzö Caritas membangun 123 rumah. Tahap pertama sebanyak 31 rumah akan selesai akhir Augustus.

Dalam foto pertama nampak para penerima rumah menyambut meriah rombongan direktur Caritas Sibolga dan CRS. Di latar belakang nampak tiga rumah baru yang beratap biru.

Dalam foto kedua P. Raymond Laia, wakil direktur Caritas Keuskupan Sibolga, menyerahkan secara simbolis kunci ke-20 rumah yang telah selesai kepada perwakilan penerima rumah.

Tak ketinggalan Scott menyampaikan kata sambutan dan bimbingan seperti bisa dilihat dalam foto ketiga. Di sebelah kirimnya nampak manajer proyek Hilimbaruzö, Martinus Zagötö, di sebelah kanan wakil direktur Caritas Keuskupan Sibolga, di sebelahnya lagi kepala bagian teknis CRS, Chris Frey, dan tenaga pengawas lapangan, Tommy.

17 August 2008

Proyek Perumahan Hilimbaruzo Dibuka Resmi


CARITAS-SIBOLGA - Setelah perjalanan yang panjang dan berliku akhirnya proyek pembangunan rumah bagi korban gempa dan orang miskin di Desa Hilimbaruzo dimulai. Dalam sebuah upacara sederhana P. Raymond Laia, Wakil Direktur Caritas Sibolga, secara resmi membuka proyek pada tgl 10 Juni 2008.
Dalam menyeleksi calon penerima rumah Caritas Sibolga menerapkan kriteria tersendiri, yang sesuai dengan misinya sebagai lembaga sosial. Kriteria yang diterapkan adalah: 1) korban gempa yang belum mampu membangun kembali rumahnya, 2) janda/duda yang menderita, dan 3) mereka-mereka yang tinggal dalam rumah yang tidak layak huni.
Dalam foto nampak seorang penerima rumah yang sudah tua renta, sedang membubuhkan cap jempol dalam surat kontrak pembangunan rumah dibantu oleh Kepala Desa dan disaksikan oleh P. Raymond Laia. Sebanyak 31 rumah akan dibangun dalam tahap pertama untuk mentest sistem logistik. Setelah sebulan akan diadakan evaluasi internal untuk melihat apakah sistem berjalan atau tidak. Kalau berhasil maka metodologi kerja akan disesuaikan.

05 May 2008

Pelatihan untuk Fasilitator Livelihood

CARITAS SIBOLGA- Bertempat di Museum Pusaka Nias, Gunungsitoli, Senin-Sabtu (5-10/05) diadakan Pelatihan untuk fasilitator Livelihood. Shayamal K. Saha (Konsultan IIRR) bertindak sebagai pelatih. Sebagai pendamping Sylvia Holzer, Representative Caritas Austria. Elvina Simanjuntak, Project Coordinator untuk DRR. Tumpal Sujadi, Livelihood Officer. Meilina Perangin-angin, Translator. Pelatihan ini diikuti oleh 4 peserta dari CKS. 12 peserta dari PSE. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Pastor Raymond Laia, Deputy Director.

29 April 2008

Georg berkunjung kembali ke Nias


CARITAS SIBOLGA - Desk Officer Caritas Austria, Georg Matuschkowitz kembali datang berkunjung ke Nias selama 4 hari (24 s/d 27 April). Kunjungan kali ini untuk melihat perkembangan proyek Caritas Sibolga yang didanai oleh Caritas Austria.

Silvia Holzer, delegasi Caritas Austria di Indonesia, menemani Georg selama masa kunjungan ke proyek ERHAM yang baru selesai dan proyek Moro’ö.

Sabtu (26/04) Georg akan menghadiri Steering Committe Meeting antara Caritas Sibolga dan Caritas Austria. Ikut hadir pada kesempatan yang sama P. Raymond Laia, Wakil Direktur Caritas Sibolga, dan P. Barnabas Winkler, Bendahara Caritas Sibolga. Minggu siang (27/04) Georg bertolak ke Medan untuk seterusnya ke Austria.***

Kunjungan delegasi Secours catholique (Caritas Perancis)

CARITAS SIBOLGA- Kamis-Sabtu(24-/4) Delegasi dari Secours Catholique (Caritas Perancis) berkunjung ke Caritas Sibolga. Dalam delegasi ini ikut serta: Daniel Vergher, kepala bagian international, Raphael Chenuil, kepala bagian program tsunami, Alexis Adam, perwakilan Secours catholique untuk Indonesia, , dan Jean-Cyril Dagorn, Liaison Officer. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk mengunjungi proyek yang didanai oleh Secours Catholique. Mengingat waktu yang singkat, mereka hanya mengunjungi proyek Moro’ö. Secours catholique juga sangat tertarik dengan program DRR, karena itu mereka menyempatkan diri mengunjungi proyek DRR di Sisobamböwö, Amandraya.***

17 April 2008

Alexis Adam ke Caritas Sibolga

CARITAS SIBOLGA – Rabu (16/4) Perwakilan resmi Secours Catholique (Caritas Perancis) untuk Indonesia, Alexis Adam, berkunjung ke Caritas Sibolga (CKS). Turut menemani dia Jean-Cyril, yang sudah lebih lama tinggal di Indonesia sebagai Liason Officer. Jean mengungkapkan bahwa kunjungan ini sebagai perkenalan. ” ... dia (Alexis) akan bekerja di Indonesia,” ungkap Jean Cyril.***

Pesta Handover di Amandraya

CARITAS SIBOLGA – Minggu (13/04) Caritas Sibolga menyerahkan aula dan asrama putra kepada Paroki Amandraya di Amandraya, Kab. Nias Selatan. Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Uskup Sibolga, Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap. Hadir pada kesempatan itu Barbara Dettori, perwakilan Caritas Italy untuk Indonesia, dan P. Raymond Laia, wakil direktur Caritas Sibolga.

Kasama Waruwu alias Ama Ros (54) menjabat sebagai ketua Dewan Pastoral Paroki Inti (DPPI) merasa sangat bangga dan senang dengan keberadaan Aula di Paroki Amandraya. ”Saya bangga dan senang dengan keberadaan Aula di paroki ini,” ungkapnya. ”Saya sangat berterimakasih kepada Caritas” sambungnya lagi.

Aula yang dibangun oleh Caritas Sardegna ini bermanfaat bagi warga yang ada di Amandraya. Hal itu diungkapkan oleh Yustinus Ndruru alias ama Insani (50) menjabat sebagai Lektor Paroki St. Matias Amandraya,”Aula ini bisa digunakan untuk tempat ibadah dan juga untuk tempat pertemuan”.

Pada kesempatan yang sama, P. Paulinus, OFMCap. menjabat sebagai Pastor Paroki memberkati asrama putra. Asrama bernuansa biru laut itu kelak akan menampung 20 orang.

Di penghujung acara, Pastor Paulinus mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Barbara Dettori. ”Sampaikan terima kasih saya untuk Caritas Sardegna (Italia),” ungkap Pastor dengan tersenyum. ***Vlase

10 April 2008

Pelatihan Pendampingan Ke-6

CARITAS SIBOLGA- International Institute of Rural Reconstruction (IIRR) dari Filipina mengadakan pelatihan kepada staff Disaster Risk Reduction (DRR). Mulai Kamis sampai Minggu (10-13/04/2008). Bertindak sebagai fasilitator Shayamal K.Saha (Konsultan IIRR). Philip Penafro (Ahli Program Monitoring dan Evaluasi) dari IIRR. Retno Ika Prayesti (Unit Koordinasi) dari SOA sebagai co-fasilitator. Pelatihan ini berlangsung di Musem Pusaka Nias, Gunungsitoli, Nias.

Pelatihan kali ini terfokuskan pada rencana kerja dan agenda pendampingan Caritas Sibolga. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat menambah kapasitas dalam mengembangkan modul kepemimpinan. Merancang alat monitoring dan evaluasi untuk tim kerja bersama dengan proyek CKS.***VLase

Kunjungan Delegasi Uni Eropa

CARITAS SIBOLGA – Selasa (08/03) delegasi dari Uni Eropa (European Union/EU) berkunjung ke kantor Caritas Keuskupan Sibolga. Kunjungan itu didampingi oleh dua orang staff dari Medina. Sebuah NGO yang concern dibidang rehabilitasi.

Beberapa waktu yang lalu, EU mengadakan pelatihan konstruksi untuk bangunan tahan gempa (Basic Principles of Anti Seismic Building).Kunjungan ke lapangan ini adalah untuk mengetahui dampak dari pelatihan tersebut. ***Vlase.

09 April 2008

Workshop untuk Proyek Livelihood


CARITAS SIBOLGA - Selasa (08/04) Caritas Keuskupan Sibolga, mengadakan workshop Livelihood di Laverna, Gunungsitoli, Nias. Peserta Workshop sebanyak 12 orang. Empat orang dari Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE). Tiga orang dari Koperasi Simpan Pinjam Pengembangan Desa 3 (KSP3). Dan Enam orang dari CKS.

Workshop diawali dengan pengenalan tentang Community Managed Disaster Risk Reduction (CMDRR). CDMRR merupakan alat untuk menggali potensi pada masyarakat. Setelah itu pembicaraan mulai memasuki proyek Moro’o. semua peserta bersama-sama membaca proposal tentang program Livelihood di Moro’o, Nias.

Dipenghujung workshop, dicapai satu kesepakatan. CKS bersama dengan PSE dan KSP3 akan menjalankan proyek Moro`o bersama-sama. Proyek awal rencananya akan berlangsung selama setahun. Dan dimulai pada tahun ini. Vlase

***

Pelatihan untuk Tim DRR

CARITAS SIBOLGA – International Institute of Rural Reconstruction (IIRR) adalah lembaga penguatan kapasitas (capacity building). IRR berbasis di Filipina. Mulai Jumat (15/02), IRR menggelar pelatihan untuk staff Caritas Keuskupan Sibolga. Khususnya staff Disaster Risk Reduction (DRR). Pelatihan berlangsung di Miga Beach, Gunungsitoli, Nias.

Shayamal Kumar Saha (Program Specialist, Leadership and Organizational Development, Regional Center for Asia) dan Emilita Monville Oro (Program Specialist, Community Health and Training) bertindak sebagai fasilitator. Ika Prayesti, sebagai Co-fasilitator dari Catholic Relief Service (CRS).

Pelatihan berlangsung bertahap. Hari pertama sampai ke tiga ( 15-17/02) pelatihan diikuti sebelas peserta. Fokus pelatihan adalah pendampingan. Peserta melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

Hari keempat sampai keenam (16-23/02) pelatihan hanya diikuti team inti (core team) sebanyak 3 orang. Pelatihan difokuskan pada teknik penulisan proposal. Dada menjelaskan, untuk menulis proposal yang baik dibutuhkan latihan.”...butuh latihan, dan latihan,” ungkap Dada.*** VLase

19 March 2008

Kunjungan Direktur Caritas Italia

CARITAS SIBOLGA – Rabu (19/03) Don Vittorio Nozza (Direktur Caritas Italia) bersama Paolo Beccegato ( Head of International Dept. Caritas Italia) dan Gianluca Ranzato (Asia Desk Officer) mengunjungi kantor Caritas Sibolga di Gunungsitoli, Nias.

Dalam kesempatan itu, rombongan Don Vittorio yang didampingi Barbara Dettori, melakukan tatap muka dengan staff Caritas Sibolga. Dalam kesempatan itu pula, Don Vittorio mengingatkan kembali makna pelayanan Caritas di tengah warga. Acara itu juga diisi secara spontan dengan sejumlah lagu.

Rombongan Caritas Italia akan berada di Nias untuk beberapa hari. Dalam kunjungan ini, rombongan akan mengunjungi beberapa proyek yang dikerjakan Caritas Sibolga. Selain itu, rombongan juga akan bertemu manajemen Caritas Sibolga untuk membicarakan kelanjutan program kerjasama. *** (Eh)